EDUCATION
THROUGH ART dan EDUCATION IN ART
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Seni
adalah segala sesuatu yang bisa memberikan kesenangan, bahkan dapat menimbulkan
sebuah ide atau gagasan. Seni memiliki cabang yang banyak, salah satunya seni
rupa. Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang
bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan
mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.
Pendidikan
seni merupakan saran untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan
pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan
seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik
anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktivitas permainan. Melalui permainan,
kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan.
Melalui permainan dalam pendidikan seni anak memiliki keleluasaan untuk
mengembangkan kreativitasnya.
Ada
dua konsep dasar pendidikan seni yaitu Education Through Art (Pendidikan
Melalui Seni) dan Education In Art (Seni dalam Pendidikan).
B.
Rumusan
Masalah
1.
pakah
perbedaan antara Education Through Art dan Education In Art?
2.
Apakah
konsep yang paling sesuai untuk diterapkan dalam pendidikan intrakurikuler
(dalam konteks SBdP) di SD?
3.
Bagaimanakah
pengaplikasiannya di lapangan (termasuk tantangan dan solusi)?
C.
Tujuan
1.
Menjelaskan
perbedaan Education Through Art dan Education In Art.
2.
Menjelaskan
konsep paling sesuai untuk diterapkan dalam pendidika intrakurikuler (dalam
konteks SBdP) di SD.
3.
Menjalaskan
pengaplikasiannya di lapangan (termasuk tantangan dan solusi).
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perbedaan
Education Through Art dan Education In Art
1.
Education
Through Art (Pendidikan Melalui Seni)
Seni
merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Hal ini sama dengan pandangan
plato bahwa seni seharusnya menjadi dasar pendidikan (Read, 1970). Seni menjadi
alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan bukannya untuk kepentingan seni itu
sendiri. Pendekatan education through art (pendidikan melalui seni)
berimplikasi bahwa penyelenggaran pendidikan seni berkewajiban mengarahkan
ketercapaian tujuan pendidikan secara umum yang memberikan keseimbangan
rasional dan emosional, intelektual dan sensibilitas.
Contoh
pada saat pelajaran Pendidikan Jasmani, siswa disuruh untuk menciptakan gerakan
sendiri dalam olahraga, cara seperti ini siswa sudah dapat belajar pendidikan melalui
seni yaitu menciptakan gerakan dalam olahraga dan menciptakan tari sendiri
karena pada dasarnya tarian didasari oleh gerakan.
2.
Education
In Art (Seni dalam Pendidikan)
Perkembangan
pendekatan seni dalam pendidikan seiring dengan munculnya faham esensialis yang
menganggap secara materi seni penting diberikan untuk siswa. Melalui pendidikan
seni diharapkan siswa memiliki keahlian dalam hal menggambar, melukis, bernyanyi,
menari dan lain-lain. Dapat dikatakan yaitu menuntut anak supaya bisa melakukan
sesuatu yang berbau seni.
Pendekatan
seni dalam pendidikan mempunyai tujuan untuk mengembangkan kemampuan apresiasi
siswa terhadap seni budaya dan keterampilan. Proses pendidikan seni merupakan
bentuk upaya untuk mewariskan, mengembangkan, dan melestarikan berbagai jenis
kesenian yang ada di sekitar lingkungan siswa sehingga mengenal keragaman
budaya bangsa.
Dalam
konteks pembelajaran, penggunaan pendidikan seni khususnya pendidikan seni rupa
digunakan sebagai bentuk penularan kemampuan dari pendidik kepada siswa
sehingga menguasai keterampilan teknis dalam berolah seni. Proses
penyelenggaraan pendidikan seni melalui pendekatan ini bisa dilakukan dalam
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Seorang pengrajin batik biasanya menularkan
kemampuan kepada anaknya secara turun menurun.
Prinsip
yang harus diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yaitu
penyampaian materi secara sistematis, bertahap, dan disesuaikan dengan tingkat
perkembangan siswa. Agar siswa memiliki kemampuan dalam menggambar bentuk,
siswa terlebih dahulu dilatih membuat garis, menguasai teknik arsir, dan
menguasai kesan ruang.
B.
Konsep yang paling
sesuai untuk diterapkan dalam pendidikan intrakurikuler di SD
Education
Through Art (Pendidikan Melalui Seni)
Seni merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Di dalam konsep Education
Through Art seni dapat digunakan sebagai media pembelajaran, guru dapat
membelajarkan seni tidak hanya dalam matapelajaran SBdP saja, akan tetapi dapat
membelajarkan seni melalui mata pelajaran lain. Education Through Art dapat
dipakai diberbagai jenjang yaitu SD, SMP dan SMA.
C.
Pengaplikasian
di Lapangan
Pengaplikasian di Lapangan Education Through Art yaitu guru membelajarkan mata
pelajaran IPA, peserta didik diajak guru keluar kelas untuk melakukan
pengamatan bagaian-bagian bunga yang ada di luar kelas, kemudian guru meminta
siswa untuk menggambarkan bagian bagaian bunga yang telah mereka amati. Dalam
kegiatan seperti ini, peserta didik sudah dapat melakukan dua kegiatan pembalajaran
sekaligus yaitu mata pelajaran IPA siswa mengamati bagian-bagian bunga dan
pelajaran seni siswa menggambarkan bagian-bagian bunga tersebut. Guru akan
melakukan dua penilaian sekaligus yaitu penilaian IPA bagian-bagian bunga dan
penilaian seni keindahan dari gambar tersebut.
Contoh lain yaitu pada saat pelajaran Bahasa Indonesia guru meminta siswa untuk
berkelompok, kemudian guru memberi teks dialog pada masing-masing kelompok
untuk di praktikan ke depan kelas bersama teman sekolompoknya. Dari kegiatan
tersebut guru dapat membelajarkan Bahasa Indonesia sekaligus Seni, bahasa
indonesia berupa tek diaolo dan seni berupa praktik dari dialog tersebut.
1.
Tantangan
-
Guru
sedikit susah mengatur siswa untuk tertib.
-
Siswa
kurang kondusif pada saat kegiatan di luar kelas.
-
Membutuhkan
waktu yang sedikit lama.
-
Susah
mengkaitkan mata pelajaran dengan pembelajaran seni
2.
Solusi
-
sebelum
dilakukan pengamatan di luar kelas guru membentuk beberapa kelompok.
-
masing-masing
dari kelompok ditunjuk sebgai ketua kelompok sepaya dapat berjalan secara
kondusif.
-
masing-masing
siswa dalam kelompok diminta kerja sama supaya tidak membutuhkan waktu yang
lama.
BAB III
SIMPULAN
Education Through Art yaitu seni menjadi alat untuk mencapai tujuan pendidikan
dan bukannya untuk kepentingan seni itu sendiri. Education In Art yaitu Perkembangan
pendekatan seni dalam pendidikan seiring dengan munculnya faham esensialis yang
menganggap secara materi seni penting diberikan untuk siswa. Melalui pendidikan
seni diharapkan siswa memiliki keahlian dalam hal menggambar, melukis, bernyanyi,
menari dan lain-lain. Dapat dikatakan yaitu menuntut anak supaya bisa melakukan
sesuatu yang berbau seni. Konsep yang paling sesuai diterapkan pada
intrakulikuler yaitu Education Through Art. Tantangan penggunaan konsep
education through Art membutuhkan waktu yang sedikit lama dan susah mengkaitkan
mata pelajaran dengan seni. Solusinya yaitu pada saat pembelajaran dibuat
kelompok supaya pembelajaran dapat berjalan secara kondusif.
Daftar Pustaka
Terimakasih sangat bermanfaat sekali.
BalasHapus