Minggu, 08 April 2018

Education Through Art dan Education In Art

EDUCATION THROUGH ART dan EDUCATION IN ART

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Seni adalah segala sesuatu yang bisa memberikan kesenangan, bahkan dapat menimbulkan sebuah ide atau gagasan. Seni memiliki cabang yang banyak, salah satunya seni rupa. Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.
Pendidikan seni merupakan saran untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktivitas permainan. Melalui permainan, kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Melalui permainan dalam pendidikan seni anak memiliki keleluasaan untuk mengembangkan kreativitasnya.
Ada dua konsep dasar pendidikan seni yaitu Education Through Art (Pendidikan Melalui Seni) dan Education In Art (Seni dalam Pendidikan).

B.       Rumusan Masalah
1.      pakah perbedaan antara Education Through Art dan Education In Art?
2.      Apakah konsep yang paling sesuai untuk diterapkan dalam pendidikan intrakurikuler (dalam konteks SBdP) di SD?
3.      Bagaimanakah pengaplikasiannya di lapangan (termasuk tantangan dan solusi)?

C.       Tujuan
1.      Menjelaskan perbedaan Education Through Art dan Education In Art.
2.      Menjelaskan konsep paling sesuai untuk diterapkan dalam pendidika intrakurikuler (dalam konteks SBdP) di SD.
3.      Menjalaskan pengaplikasiannya di lapangan (termasuk tantangan dan solusi).


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Perbedaan Education Through Art dan Education In Art
1.      Education Through Art (Pendidikan Melalui Seni)
Seni merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Hal ini sama dengan pandangan plato bahwa seni seharusnya menjadi dasar pendidikan (Read, 1970). Seni menjadi alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan bukannya untuk kepentingan seni itu sendiri. Pendekatan education through art (pendidikan melalui seni) berimplikasi bahwa penyelenggaran pendidikan seni berkewajiban mengarahkan ketercapaian tujuan pendidikan secara umum yang memberikan keseimbangan rasional dan emosional, intelektual dan sensibilitas.
Contoh pada saat pelajaran Pendidikan Jasmani, siswa disuruh untuk menciptakan gerakan sendiri dalam olahraga, cara seperti ini siswa sudah dapat belajar pendidikan melalui seni yaitu menciptakan gerakan dalam olahraga dan menciptakan tari sendiri karena pada dasarnya tarian didasari oleh gerakan.
2.      Education In Art (Seni dalam Pendidikan)
Perkembangan pendekatan seni dalam pendidikan seiring dengan munculnya faham esensialis yang menganggap secara materi seni penting diberikan untuk siswa. Melalui pendidikan seni diharapkan siswa memiliki keahlian dalam hal menggambar, melukis, bernyanyi, menari dan lain-lain. Dapat dikatakan yaitu menuntut anak supaya bisa melakukan sesuatu yang berbau seni.
Pendekatan seni dalam pendidikan mempunyai tujuan untuk mengembangkan kemampuan apresiasi siswa terhadap seni budaya dan keterampilan. Proses pendidikan seni merupakan bentuk upaya untuk mewariskan, mengembangkan, dan melestarikan berbagai jenis kesenian yang ada di sekitar lingkungan siswa sehingga mengenal keragaman budaya bangsa.
Dalam konteks pembelajaran, penggunaan pendidikan seni khususnya pendidikan seni rupa digunakan sebagai bentuk penularan kemampuan dari pendidik kepada siswa sehingga menguasai keterampilan teknis dalam berolah seni. Proses penyelenggaraan pendidikan seni melalui pendekatan ini bisa dilakukan dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Seorang pengrajin batik biasanya menularkan kemampuan kepada anaknya secara turun menurun.
Prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yaitu penyampaian materi secara sistematis, bertahap, dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Agar siswa memiliki kemampuan dalam menggambar bentuk, siswa terlebih dahulu dilatih membuat garis, menguasai teknik arsir, dan menguasai kesan ruang.

B.       Konsep yang paling sesuai untuk diterapkan dalam pendidikan intrakurikuler di SD
Education Through Art (Pendidikan Melalui Seni)
      Seni merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Di dalam konsep Education Through Art seni dapat digunakan sebagai media pembelajaran, guru dapat membelajarkan seni tidak hanya dalam matapelajaran SBdP saja, akan tetapi dapat membelajarkan seni melalui mata pelajaran lain. Education Through Art dapat dipakai diberbagai jenjang yaitu SD, SMP dan SMA.

C.       Pengaplikasian di Lapangan
             Pengaplikasian di Lapangan Education Through Art yaitu guru membelajarkan mata pelajaran IPA, peserta didik diajak guru keluar kelas untuk melakukan pengamatan bagaian-bagian bunga yang ada di luar kelas, kemudian guru meminta siswa untuk menggambarkan bagian bagaian bunga yang telah mereka amati. Dalam kegiatan seperti ini, peserta didik sudah dapat melakukan dua kegiatan pembalajaran sekaligus yaitu mata pelajaran IPA siswa mengamati bagian-bagian bunga dan pelajaran seni siswa menggambarkan bagian-bagian bunga tersebut. Guru akan melakukan dua penilaian sekaligus yaitu penilaian IPA bagian-bagian bunga dan penilaian seni keindahan dari gambar tersebut.
             Contoh lain yaitu pada saat pelajaran Bahasa Indonesia guru meminta siswa untuk berkelompok, kemudian guru memberi teks dialog pada masing-masing kelompok untuk di praktikan ke depan kelas bersama teman sekolompoknya. Dari kegiatan tersebut guru dapat membelajarkan Bahasa Indonesia sekaligus Seni, bahasa indonesia berupa tek diaolo dan seni berupa praktik dari dialog tersebut.
1.      Tantangan
-       Guru sedikit susah mengatur siswa untuk tertib.
-       Siswa kurang kondusif pada saat kegiatan di luar kelas.
-       Membutuhkan waktu yang sedikit lama.
-       Susah mengkaitkan mata pelajaran dengan pembelajaran seni
2.      Solusi
-       sebelum dilakukan pengamatan di luar kelas guru membentuk beberapa kelompok.
-       masing-masing dari kelompok ditunjuk sebgai ketua kelompok sepaya dapat berjalan secara kondusif.
-       masing-masing siswa dalam kelompok diminta kerja sama supaya tidak membutuhkan waktu yang lama.

BAB III
SIMPULAN

              Education Through Art yaitu seni menjadi alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan bukannya untuk kepentingan seni itu sendiri. Education In Art yaitu Perkembangan pendekatan seni dalam pendidikan seiring dengan munculnya faham esensialis yang menganggap secara materi seni penting diberikan untuk siswa. Melalui pendidikan seni diharapkan siswa memiliki keahlian dalam hal menggambar, melukis, bernyanyi, menari dan lain-lain. Dapat dikatakan yaitu menuntut anak supaya bisa melakukan sesuatu yang berbau seni. Konsep yang paling sesuai diterapkan pada intrakulikuler yaitu Education Through Art. Tantangan penggunaan konsep education through Art membutuhkan waktu yang sedikit lama dan susah mengkaitkan mata pelajaran dengan seni. Solusinya yaitu pada saat pembelajaran dibuat kelompok supaya pembelajaran dapat berjalan secara kondusif.



Daftar Pustaka




            

1 komentar:

Peranan TIK dalam Ranah Kognitif, Psikomoto dan Afektif

1.       Ranah Kognitif Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut...